LAZISMUJATENG.ORG – Seorang pria mengenakan jaket hitam dengan garis merah duduk di kursi orange Lazismu Sragen yang beralamat di jalan Yos Sudarso No 6 Kutorejo, Sragen. Di sampingnya, istrinya duduk sambil menggendong bayi. Pria itu bernama Purwanto. Istrinya bernama Umri Kusniyati. Mereka dikaruniani dua orang anak. Anak yang pertama bernama Yahya Rifqi Izulha yang saat ini duduk dibangku kelas 3 SD Jenggrik. Sementara anaknya yang kedua yaitu bayi yang sedang digendongnya itu. Bayi itu bernama Hasna Asti Muflihah. Mereka tinggal di Sarirejo RT 12, Jenggrik, Kedawung, Sragen.
Tidak seperti kakaknya yang terlahir normal, Hasna yang usianya sekarang menginjak 3 tahun itu ternyata mengidap penyakit kelainan jantung (jantung bocor). Sejak lahir ia sudah menderita penyakit itu. Orang tua Hasna baru mengetahuinya setelah ia di imunisasi. “Setelah imunisasi anak saya, Hasna mengalami panas, batuk dan pilek selama 2 minggu. Ia pun langsung saya larikan ke dokter spesialis anak. Karena tidak sanggup menanganinya ia di rujuk ke RSUD dr Moewardi,” ucap Umri. Pihak dokter RSUD dr Moewardi menyatakan jantung Hasna bocor. Dokterpun menyarankannya untuk membawa Hasna ke Jakarta. Di sana Hasna harus menjalani dua kali operasi. Setelah operasipun Hasna juga harus tetap kontrol ke dokter. Tidak hanya itu, Purwanto juga mengalami musibah lain. Ibunya, Sunarsi sudah setahun ini mengidap penyakit kangker payudara. Operasi dan kontrol kesehatan tiap bulan harus Sunarsi lalui untuk menyembukannya dari sakitnya itu.
Biaya pengobatan yang besar pun harus Purwanto dan keluarganya tanggung. Purwanto bekerja sebagai penyedia jasa perbaikan kasur. Ia ditemani ibunya harus pergi ke Sidoarjo atau Mojokerto untuk bekerja memperbaiki kasur. Mereka menawar jasa perbaikan kasur dengan cara berkeliling dari rumah ke rumah. Setiap bekerja, mereka menetap selama seminggu di sana. Karena keterbatasan dana selama seminggu itu mereka selalu bermalam di masjid-masjid. Hasil yang diperoleh tak seberapa tidak sebanding dengan perjuangan mereka. Ditambah lagi semenjak ibunya sakit, Purwanto bekerja ke Jawa Timur tak sesering dulu. Akibatnya pendapatan yang ia peroleh pun berkurang.
Melihat kondisi keadaan keluarga Purwanto Lazismu Sragen memutuskan untuk membantu mereka. Jum’at 7 Juli 2018 Lazismu Sragen memberikan bantuan berupa uang tunai untuk biaya pengobatan yang diberikan secara rutin setiap bulan. Sudah selama dua tahun Lazismu Sragen membantu pengobatan keluarga Purwanto.
Tinggalkan Komentar